I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup mulai dari tingkat
uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan
jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan
spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke
dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara
reproduksi yang berbeda satu sama lainnya. Pada hewan avertebrata proses
reproduksi masih sederhana, sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya kompleks
dan melibatkan banyak organ reproduksi. Proses reproduksi didukung oleh adanya
organ reproduksi, sel kelamin, saluran reproduksi, dan sejumlah hormon
reproduksi pendukung lainnya.
Pada organisme tingkat tinggi, dalam hal
sistem organ reproduksi hingga tahapan reproduksinya sangatlah lengkap. Syarat dilakukannya reproduksi pada suatu
organisme apabila alat reproduksi telah terbentuk dan matang. Pada hewan jantan
proses pembentukan alat kelamin dinamakan spermatogenesis, dimana dalam pembentukan
sperma terdapat beberapa tahap yang membuat sel sperma menjadi matang dan siap
membuahi.
Berdasarkan kenyataan di atas maka dalam
pengamatan sebagaimana yang telah dilakukan bahwa perkembangan sel gonad
terdiri atas beberapa tahap, dimana masing-masing tahapan dalam perlakuannya
diamati preparat awetan sel kelamin jantan dengan menggunakan mikroskop dan
dicatat tiap tahapan perkembangannya.
Lebih rincinya dalam tahapan pengamatan
ini akan diuraikan lebih lanjut berdasarkan tahapan-tahapan yang telah
dilaksanakan di laboratorium, ada pun tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan
dalam laporan ini.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah pada praktikum
Perkembangan Sel Kelamin yaitu Bagaimanakan struktur alat reproduksi jantan secara mikroskopis ?
C. Tujuan Praktikum.
Tujuan yang diperoleh dalam praktikum Perkembangan Sel Kelamin yaitu Untuk mempelajari struktur alat
reproduksi jantan secara mikroskopis.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno
yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan.
Sel sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom
lengkap yang akan berkembang menjadi embrio. Peran aktif spermatozoon sebagai
gamet jantan sehingga penting pada keberhasilan munculnya individu baru, oleh
karena itu di dalam reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas
spermatozoa (Guyton, 2006).
Sperma adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan
dan bertugas membawa informasi genetik jantan ke sel telur dalam tubuh betina.
Spermatozoa berbeda dari telur yang merupakan sel terbesar dalam tubuh
organisme adalah gamet jantan yang sangat kecil ukurannya dan mungkin terkecil.
Spermatozoa secara struktur telah teradaptasi untuk melaksanakan dua fungsi
utamanya yaitu menghantarkan satu set gen haploidnya ke telur dan mengaktifkan
program perkembangan dalam sel telur (Sherwood, 2001).
Proses pembentukan gonad (sel kelamin) dinamakan
gametogenesis. Proses pembentukan ovum (sel telur) dinamakan oogenesis dan
proses pembentukan spermatozoid dinamakan spermatogensis. Secara keseluruhan
gametogenesis secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode
perbanyakan, tumbuh dan pematangan (Djuhanda,1981).
Pembentukan Gamet, sel-sel sperma sebenarnya hanya merupakan
inti berflagellum. Sperma dihasilkan dalam testis oleh sel-sel khusus yang
disebut spermatonia. Spermatogonia yang bersifat diploid ini dapat membelah
diri secara mitosis membentuk spermatogonia atau dapat berubah menjadi spermatosit
primer. Meiosis dari setiap spermatosit primer menghasilkan 4 sel haploid adalah spermatid sekunder. Spermatid ini dalam proses
tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sel
sperma (Scalon, 2003).
Sebuah sel sperma terdiri atas kepala yang mengandung
kromosom dalam suatu keadaan kompak inaktif, dua sentriol dan ekor. Salah satu
sentriol merupakan badan basal dari flagellum yang merentang sepanjang ekor.
Mitokondria mengelilingi bagian atas flagellum yang menyediakan energy untuk
gerakan pukulan cambuk (Kimball, 1994).
Fase spermatogenesis fase perbanyakan sel, bakal sel kelamin
jantan memperbanyak diri secara mitosis, dan menghasilkan spermatogonium.
Periode ini berlangsung di dalam stadium embrio. Kemudian selanjutnya di dalam
testis. Fase Tumbuh Di dalam testis spermatogonium akan tumbuh menjadi
bertambah besar. Dinamakan spermatosit I / spermatosit primer, kemudian
mempersiapkan diri untuk pematangan. Fase pematangan pada periode pematangan,
terjadi pembelahan meiosis untuk mendapatkan gamet yang haploid. Di dalam
tubulus seminiferus dari testis spermatosit I mengalami pembelahan meiosis
I. Dari satu spermatosit I akan
menghasilkan dua spermatosit II dan nantinya akan mengalami pembelahan meiosis
II dan masing-masing menghasilkan dua spermatid. Kemudian spermatid akan
berdiferensiasi dan berubah bentuk (transformasi) menjadi spermatozoid. (Djuhanda.
1981).
III. METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Perkembangan Sel Kelamin
dilaksanakan pada hari kamis, 21 maret 2013, pada pukul 08.00 s/d 10.20 WITA.
Bertempat di Laboratorium Zoologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Haluoleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum Perkembangan Sel Kelamin yaitu
:
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum Perkembangan Sel Kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan
Praktikum Perkembangan Sel Kelamin
No.
|
Alat
|
Kegunaan
|
1
2
3
|
Mikroskop
Alat tulis
Kamera
|
Untuk mengamati preparat sel
testis
Untuk mencatatdan menggambar
hasil amatan
Untuk mengambil atau
mendokumentasikan hasil amatan
|
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum Perkembangan Sel yaitu preparat awetan testisyang digunakan sebagai
objek pengamatan.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja
pada praktikum Perkembangan Sel Kelamin yaitu
sebagai berikut :
1. Menyiapkan
dan meletakkan mikroskop di atas meja praktikum
2. Mengambil
preparat testis dan melatakkannya di meja objek
3. Mengamati
bagian-bagian dari tubulus seminiferus yang berisi bermacam-macam tingkatan
perkembangan sel kelamin jantan
4. Menggambar
tingkatan perkembangan sel kelamin tersebut dan
memberikan keterangan pada gambar
DAFTAR PUSTAKA
Djuhanda,
tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico : Bandung.
Guyton
& Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia. Elsevier
Saunders.
Kimbal,
John.W. 1994. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Scanlon
& Sanders. 2003. Essential of Anatomy and Physiology. Philadelphia :
F. A. Davis Company.
Sherwood,
lauralee. 2001. Fisiologi Hewan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar