TUGAS FINAL
FILSAFAT SAINS DAN KONSEP TEKNOLOGI
OLEH:
Muhamad Odes
F1D1 12 023
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
1.
Filsafat
adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen- eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi
falsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari
dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu
yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat,
yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa
berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya
tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal.
Filsafat
ilmu adalah studi sistematik
mengenai sifat hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metodenya dan
kedudukannya di dalam skema umum disiplin ilmu. Filsafat ilmu juga
merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi
dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu social.
Filsafat ilmu berusaha untuk menjelaskan masalah-masalah seperti apa dan
bagaimana suatu konsep dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana ilmu dapat
menjelaskan, memperkirakan dan berbagai macam penalaran mendalam yang dapat
digunakan untuk mendapat kesimpulan.
2.
Pengetahuan
adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dimana
hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu atau lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan berasal dari hasil interaksi
dan pengindraan seseorang pada
lingkungan sekitar dan objek tertentu yang kemudian diolah oleh akal pikiran
dan tersimpan dalam jiwa dan pikiran, pengetahuan tidak hanya dipeoleh dai
hasil pengindraan melainkan dari akal budi (rasio), intuisi dan wahyu. Akal Budi (Rasio),
manusia mengetahui dengan membandingkan ide-ide atau pertimbangan-pertimbangan,
akal manusia mempunyai kemampuan untuk mengungkap kebenaran dengan sendirinya
(Kebenaran Koheren). Intuisi, pengetahuan
yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, sifatnya personal dan
tidak bisa diramalkan. Wahyu, merupakan pengetahuan yang didapat dari
Tuhan.
Berbicara mengenai kepastian pengetahuan, menurut saya
pengetahuan itu ada yang bersifat pasti
dan sementara. Kepastian pengetahuan
hanya bisa dianggap sebagai hipotesis
belaka jika pengetahuan tersebut tidak disertai dengan bukti nyata. Pengetahuan
yang bersifat pasti contohnya pada pemahaman/pengetahuan kita tentang
matematika sederhana seperti penjumlahan 1 tambah 1 dimana hasilnya 2 dan hasil
penjumlahan ini tetap berlaku sepanjang masa. Sedangkan pengetahuan yang
bersifat sementara contohnya seperti
perbedaan budaya dari berbagai negara dan teori-teori yang dicetuskan oleh para
ahli/ilmuan yang kemudian dipatahkan oleh ilmuan-ilmuan setelahnya.
3.
Pengetahuan
adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dimana
hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu atau lingkungan sekitarnya. Pengetahuan dapat diperoleh tidak hanya
melalui pengindraan melainkan dari akal budi (rasio), intuisi dan wahyu yang
kemudian diolah oleh akal pikiran dan dapat diterima secara logis. Pengetahuan
termasuk tetapi, tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori
prinsip dan prosedur yang benar atau berguna.
Ilmu
adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut.
Cara-cara memperoleh pengetahuan:
a.
Empirisme
(indera)
John Locke (1632-1704), mengemukakan teori tabula rasa yang menyatakan
bahwa pada awalnya manusia tidak tahu apa-apa. Seperti kertas putih yang belum
ternoda. Pengalaman inderawinya mengisi catatan harian jiwanya hingga menjadi
pengetahuan yang sederhana sampai begitu kompleks dan menjadi pengetahuan yang
cukup berarti.
b.
Rasionalisme
(akal)
Rene Descartes (1596-1650), Rasionalisme tidak menganggap pengalaman indera
(empiris) sebagai sumber pengetahuan, tetapi akal (rasio). Kelemahan-kelemahan
pada pengalaman empiris dapat dikoreksi oleh akal. Rasionalisme tidak mengingkari penggunaan indera
dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera hanyalah sebagai perangsang agar
akal berfikir dan menemukan kebenaran/ pengetahuan. Akal mengatur data-data yang dikirim oleh indera,
mengolahnya dan menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar. Dalam
penyusunan ini akal menggunakan konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep
tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal dan merupakan
abstraksi dari benda-benda konkret.
c.
Intusionisme
(intuisi)
Hendry Bergson (1859-1941). Mengatakan bahwa indera akal mempunyai keterbatasan. Objek yang
ditangkap oleh indera dan akal hanya dapat memahami suatu objek bila
mengonsentrasikan akalnya pada objek tersebut. Dengan memahami keterbatasan
indera, akal serta objeknya, Bergson mengembangkan suatu kemampuan tingkat
tinggi yang dinamakannya intuisi, intuisi dapat memahami suatu objek secara utuh, tetap dan
menyeluruh. Untuk memperoleh intuisi yang tinggi, manusia pun harus berusaha
melalui pemikiran dan perenungan yang konsisten terhadap suatu objek. Pengetahuan intuisi
bersifat mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Intuisi mengatasi sifat
lahiriah pengetahuan simbolis. Intuisi dan analisa bisa bekerja sama dan saling
membantu dalam menemukan kebenaran. Namun intuisi sendiri tidak dapat digunakan
sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan.
Contohnya seperti pembahasan tentang keadilan. Apa adil itu?
Pengertian adil akan berbeda tergantung akal manusia yang memahami. Adil bisa
muncul dari si terhukum, keluarga terhukum, hakim dan dari jaksa. Adil
mempunyai banyak definisi. Disinilah intuisi berperan. Menurut aliran ini
intuisilah yang dapat mengetahui kebenaran secara utuh dan tetap.
d.
Illuminasionisme
(hati)
Paham ini mirip dengan intuisi tetapi mempunyai perbedaan dalam
metodologinya. Intuisi diperoleh melalui perenungan dan pemikiran yang
mendalam, tetapi dalam illuminasi diperoleh melalui hati.
e.
Wahyu
(agama)
Wahyu adalah pengetahuan yang diperoleh manusia melalui tuhan. Wahyu berisikan pengetahuan yang baik
mengenai kehidupan manusia itu sendiri, alam semesta dan juga pengetahuan
transendental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, alam
semesta dan kehidupan di akhitar nanti. Pengetahuan wahyu lebih banyak menekankan
pada kepercayaan yang merupakan sifat dasar dari agama.
4.
Apakah kebenaran dapat dikalahkan dengan suatu argument
yang salah jika desertai dengan ngotot ?!
Menurut saya
pada contoh kasus yang diberikan, pada dasarnya kebenaran suatu fakta tidak dapat
dikalahkan oleh argument yang salah walaupun disertai dengan ngotot, hanya saja
yang membuat argument yang benar tersebut terlihat kalah yaitu pada saat
seseorang tidak mampu menyampaikan dan meyakinkan seseorang mengenai argumennya
yang benar. seperti kasus tersebut, dimana seharusnya pemilk argumen benar
mengajak temanya yang salah dengan menunjukan literatur dan membandingkannya
dengan literature yang dimilki sisalah. Dengan demikian sisalah dapat
mengetahui jika argumenya salah karena menganut litertur lama.
5.
Contoh pengalaman hidup yang sama yang juga pernah saya
alami adalah ketika teman saya bertanya mengenai agama apa yang memilki pemeluk
terbesar didunia. Saya langsung menjawab Kristen karena saya pernah membaca artikel
di kompas.com dan beberapa artikel lain mengenai fakta tersebut. Teman saya
menolak dengan ngotot dan tidak menerima jawaban fakta yang saya berikan,
karena dia penganut islam dan melihat
besarnya populasi islam di Indonesia serta indeks prestasi (IP) yang dia milki
lebih besar dari saya yang mungkin membuat dia sangat percaya diri menolak
argument saya. Saya pun mengulangi jawaban saya dan mengantar dia membandingkan
beberapa Negara dengan populasi Kristen terbesar. Namun teman saya tetap tidak
menerima jawaban saya dan bertanya mengenai literature mana yang kamu baca ?
karena pada saat itu saya juga lupa literature yang mana bacaan saya, dengan
pasrah saya merelakan jawaban saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar