Senin, 16 Februari 2015

TUGAS FILSAFAT ILMU



TUGAS FINAL
FILSAFAT SAINS DAN KONSEP TEKNOLOGI






OLEH:
Muhamad Odes
F1D1 12 023





JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014


1.    Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen- eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.  Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Filsafat ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metodenya dan kedudukannya di dalam skema umum disiplin ilmu. Filsafat ilmu juga merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu social. Filsafat ilmu berusaha untuk menjelaskan masalah-masalah seperti apa dan bagaimana suatu konsep dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan dan berbagai macam penalaran mendalam yang dapat digunakan untuk mendapat kesimpulan.
2.    Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dimana hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu atau lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan berasal dari hasil interaksi dan pengindraan seseorang pada lingkungan sekitar dan objek tertentu yang kemudian diolah oleh akal pikiran dan tersimpan dalam jiwa dan pikiran, pengetahuan tidak hanya dipeoleh dai hasil pengindraan melainkan dari akal budi (rasio), intuisi dan wahyu. Akal Budi (Rasio), manusia mengetahui dengan membandingkan ide-ide atau pertimbangan-pertimbangan, akal manusia mempunyai kemampuan untuk mengungkap kebenaran dengan sendirinya (Kebenaran Koheren).  Intuisi, pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, sifatnya personal dan tidak bisa diramalkan.  Wahyu, merupakan pengetahuan yang didapat dari Tuhan.
Berbicara mengenai kepastian pengetahuan, menurut saya pengetahuan itu ada yang bersifat pasti dan sementara. Kepastian pengetahuan hanya bisa dianggap sebagai hipotesis belaka jika pengetahuan tersebut tidak disertai dengan bukti nyata. Pengetahuan yang bersifat pasti contohnya pada pemahaman/pengetahuan kita tentang matematika sederhana seperti penjumlahan 1 tambah 1 dimana hasilnya 2 dan hasil penjumlahan ini tetap berlaku sepanjang masa. Sedangkan pengetahuan yang bersifat sementara contohnya seperti perbedaan budaya dari berbagai negara dan teori-teori yang dicetuskan oleh para ahli/ilmuan yang kemudian dipatahkan oleh ilmuan-ilmuan setelahnya.
3.    Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dimana hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu atau lingkungan sekitarnya. Pengetahuan dapat diperoleh tidak hanya melalui pengindraan melainkan dari akal budi (rasio), intuisi dan wahyu yang kemudian diolah oleh akal pikiran dan dapat diterima secara logis. Pengetahuan termasuk tetapi, tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori prinsip dan prosedur yang benar atau berguna.
Ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut.
Cara-cara memperoleh pengetahuan:
a.    Empirisme (indera)
John Locke (1632-1704), mengemukakan teori tabula rasa yang menyatakan bahwa pada awalnya manusia tidak tahu apa-apa. Seperti kertas putih yang belum ternoda. Pengalaman inderawinya mengisi catatan harian jiwanya hingga menjadi pengetahuan yang sederhana sampai begitu kompleks dan menjadi pengetahuan yang cukup berarti.
b.    Rasionalisme (akal)
Rene Descartes (1596-1650), Rasionalisme tidak menganggap pengalaman indera (empiris) sebagai sumber pengetahuan, tetapi akal (rasio). Kelemahan-kelemahan pada pengalaman empiris dapat dikoreksi oleh akal. Rasionalisme tidak mengingkari penggunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera hanyalah sebagai perangsang agar akal berfikir dan menemukan kebenaran/ pengetahuan. Akal mengatur data-data yang dikirim oleh indera, mengolahnya dan menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar. Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal dan merupakan abstraksi dari benda-benda konkret.
c.    Intusionisme (intuisi)
Hendry Bergson (1859-1941). Mengatakan bahwa indera akal mempunyai keterbatasan. Objek yang ditangkap oleh indera dan akal hanya dapat memahami suatu objek bila mengonsentrasikan akalnya pada objek tersebut. Dengan memahami keterbatasan indera, akal serta objeknya, Bergson mengembangkan suatu kemampuan tingkat tinggi yang dinamakannya intuisi, intuisi dapat memahami suatu objek secara utuh, tetap dan menyeluruh. Untuk memperoleh intuisi yang tinggi, manusia pun harus berusaha melalui pemikiran dan perenungan yang konsisten terhadap suatu objek. Pengetahuan intuisi bersifat mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis. Intuisi dan analisa bisa bekerja sama dan saling membantu dalam menemukan kebenaran. Namun intuisi sendiri tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan.
Contohnya seperti pembahasan tentang keadilan. Apa adil itu? Pengertian adil akan berbeda tergantung akal manusia yang memahami. Adil bisa muncul dari si terhukum, keluarga terhukum, hakim dan dari jaksa. Adil mempunyai banyak definisi. Disinilah intuisi berperan. Menurut aliran ini intuisilah yang dapat mengetahui kebenaran secara utuh dan tetap.
d.   Illuminasionisme (hati)
Paham ini mirip dengan intuisi tetapi mempunyai perbedaan dalam metodologinya. Intuisi diperoleh melalui perenungan dan pemikiran yang mendalam, tetapi dalam illuminasi diperoleh melalui hati.
e.    Wahyu (agama)
Wahyu adalah pengetahuan yang diperoleh manusia melalui tuhan. Wahyu berisikan pengetahuan yang baik mengenai kehidupan manusia itu sendiri, alam semesta dan juga pengetahuan transendental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, alam semesta dan kehidupan di akhitar nanti. Pengetahuan wahyu lebih banyak menekankan pada kepercayaan yang merupakan sifat dasar dari agama.
4.    Apakah kebenaran dapat dikalahkan dengan suatu argument yang salah jika desertai dengan ngotot ?!
Menurut saya pada contoh kasus yang diberikan, pada dasarnya kebenaran suatu fakta tidak dapat dikalahkan oleh argument yang salah walaupun disertai dengan ngotot, hanya saja yang membuat argument yang benar tersebut terlihat kalah yaitu pada saat seseorang tidak mampu menyampaikan dan meyakinkan seseorang mengenai argumennya yang benar. seperti kasus tersebut, dimana seharusnya pemilk argumen benar mengajak temanya yang salah dengan menunjukan literatur dan membandingkannya dengan literature yang dimilki sisalah. Dengan demikian sisalah dapat mengetahui jika argumenya salah karena menganut litertur lama.
5.    Contoh pengalaman hidup yang sama yang juga pernah saya alami adalah ketika teman saya bertanya mengenai agama apa yang memilki pemeluk terbesar didunia. Saya langsung menjawab Kristen karena saya pernah membaca artikel di kompas.com dan beberapa artikel lain mengenai fakta tersebut. Teman saya menolak dengan ngotot dan tidak menerima jawaban fakta yang saya berikan, karena dia penganut islam  dan melihat besarnya populasi islam di Indonesia serta indeks prestasi (IP) yang dia milki lebih besar dari saya yang mungkin membuat dia sangat percaya diri menolak argument saya. Saya pun mengulangi jawaban saya dan mengantar dia membandingkan beberapa Negara dengan populasi Kristen terbesar. Namun teman saya tetap tidak menerima jawaban saya dan bertanya mengenai literature mana yang kamu baca ? karena pada saat itu saya juga lupa literature yang mana bacaan saya, dengan pasrah saya merelakan jawaban saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar