Rabu, 18 Februari 2015

MAKALAH EVOLUSI SECARA FILOGENI

I.            PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Apa yang biasa disebut sebagai “teori rekapitulasi” sudah sejak lama dihapuskan dari tulisan-tulisan ilmiah. Anehnya, bahasan ini tetap saja ditampilkan sebagai sebuah kebenaran ilmiah oleh sejumlah terbitan evolusionis. Istilah “rekapitulasi” (yang berarti pengulangan kembali secara lebih singkat) adalah ringkasan dari pernyataan “ontogeni merekapitulasi filogeni”, yang diajukan oleh ahli biologi evolusi Jerman, Ernst Haeckel, di akhir abad kesembilan belas. Ontogeni adalah tahap-tahap pertumbuhan embrio, sedangkan filogeni adalah hubungan kekerabatan hewan menurut perjalanan evolusi yang biasa digambarkan dalam bentuk diagram pohon beserta cabang- cabangnya. Teori Haeckel ini menyatakan bahwa embrio-embrio makhluk hidup mengalami kembali proses evolusi yang dialami oleh nenek moyang mereka, yang diduga ada. Ia berpendapat bahwa selama perkembangannya dalam rahim sang ibu, embrio manusia awalnya memperlihatkan ciri seekor ikan, lalu seekor reptil, dan akhirnya menyerupai seorang manusia. Telah lama dibuktikan bahwa teori ini sama sekali palsu. Kini diketahui, insang” yang diyakini terbentuk di tahap awal embrio manusia ternyata adalah bentuk-bentuk awal dari saluran telinga bagian tengah, kelenjar timus dan paratiroid. Bagian embrio yang diserupakan sebagai “kantung kuning telur” ternyata sebuah kantung yang menghasilkan darah bagi bayi. Bagian yang dianggap sebagai “ekor” oleh Haeckel dan para pengikutnya ternyata adalah tulang belakang, yang menyerupai ekor hanya karena terbentuklebih dulu daripada kaki. Ini adalah fakta-fakta ilmiah yang diakui luas kebenarannya di dunia ilmiah, dan diterima bahkan oleh kalangan evolusionis sendiri. Dua pendukung neo-Darwinisme terkemuka, George Gaylord Simpson dan W. Beck mengakui Haeckel salah menyatakan prinsip evolusi yang dipakai. Sekarang dengan  mantap telah dikukuhkan bahwa ontogeni tidak mengulangi filogeni [Haeckel] menamakan ini sebagai hukum biogenetika, dan gagasan ini kemudian secara luas disebut sebagai rekapitulasi. Faktanya, hukum Haeckel yang tegas itu tak lama kemudian terbukti keliru. Misalnya, embrio manusia tahap awal tidak pernah memiliki insang yang berfungsi seperti ikan, dan tak pernah melewati tahapan-tahapan yang menyerupai kera atau reptile dewasa. Hal inilah yang member motivasi kepada kami untuk membahas tentang evolusi dengan pokok bahasan melacak filogeni.
B.     Pembatasan Materi
Pembahasan evolusi sangat luas cakupannya, maka perlu dilakukan pembatasan materi dalam makalah ini. Materi yang dibahas dalam makalah ini adalah Metode yang digunakan dalam melacak filogeni, Pendekatan yang digunakan dalam melacak filogeni.















II.                PEMBAHASAN

Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah “filogeni” atau  fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuno yang berarti “asal-usul suku, ras”. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
Ada dua Metode Penyusunan Filogeni, yaitu fenetik dan kladistik. Metode Fenetik yaitu metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Analisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang sama. Metode kedua yaitu Kladistik. Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.



Dalam proses melacak filogeni, digunakan beberapa pendekatan, yaitu :
A.    Catatan Fosil dan Waktu Geologis
         Batuan sedimen merupakan sumber fosil yang paling kaya
Batuan sedimen atau batuan endapan terbentuk dari lapisan mineral yang mengendap dan memisah dari air. Pasir dan endapan lumpur yang sudah lapuk dan tererosi oleh tanah dibawa oleh aliran sungai ke laut atau kerawa, dimana partikel-partikel itu akan mengendap ke bagian dasar. Sedimen akan menumpuk dan menekan endapan yang lebih tua di bawahnya menjadi serpihan, serpihan menjadi pasir, dan pasir menjadi batu. Ketika bentuk kehidupan akuatik dan organisme darat yang terbawa ke lautan dan rawa itu mati, organisme yang mati tersebut akan megendap bersama sedimen tadi. Sebagian kecil akan diawetkan secara alami menjadi fosil. Di lokasi manapun, sedimentasi tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi terjadi secara berkala ketika permukaan laut berubah atau ketika danau dan rawa mengering.
         Para ahli paleontologi menggunakan beraneka ragam metode untuk memperkirakan usia fosil
Strata pada suatu lokasi sering kali berkorelasi dengan strata fosil pada lokasi lain melalui kehadiran fosil yang sama, yang dikenal sebagai fosil indeks. Dengan mempelajari banyak tempat yang berbeda, para ahli geologi telah membuat skala waktu geologis. Skala waktu geologis dibuat berdasarkan perkiraan hubungan antara ketebalan lapisan sedimen dengan usia fosil atau lama fosil tersebut tertimbun. Rekaman batuan adalah suatu rangkaian yang mencatat umur relatif fosil. Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan umur fosil ayitu dengan penentuan umur absolut. Metode ini tidak dapat diartikan sebagai penentuan umur tanpa kesalahan. Dalam penentuan umur ini, dinyatakan dalam tahun, dan bukan dalam istilah relatif seperti sebelum, setelah, awal dan akhir.
         Catatan fosil adalah suatu rekaman sejarah evolusi yang sangat penting, meskipun tidak lengkap
Penemuan suatu fosil adalah puncak dari serangkaian kebetulan yang tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Pertama, organism itu harus mati pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan kondisi penguburan yang memungkinkan proses terbentuknya fosil.
         Filogeni memiliki dasar biogeografis dalam pergeseran benua (continental drift)
Benua tidak menetap dalam satu tempat, tetapi bergeser di sekitar permukaan bumi, seperti penumpang pada lempengan raksasa kerak bumi yang mengapung di atas lapisan dasar yang panas. Sebagai contoh, amerika utara dan eropa sat ini saling menjauhi dengan laju 2 cm pertahun. Pergeseran ini meembantu persebaran geografis spesies yang menyebabkan keterkaitan fosil pada berbagai daerah (fosil indeks).
         Sejarah kehidupan diselingi oleh adanya kepunahan massal yang diikuti oleh radiasi adaptif oleh spesies yang selamat
Zona adaptif yang kosong mungkin masih ada, bahkan pada saat ini. Suatu zona adaptif yang kosong hanya dapat dimanfaatkan jika terjadi pembentukan struktur baru akibat evolusi dimana struktur itu sesuai. Serangga yang terbang sudah hidup paling tidak 100 juta tahun sebelum reptilia dan burung terbang yang memakan serangga tersebut berevolusi. Sebaliknya, suatu kemunculan struktur baru tidak memberikan kemempuan untuk memanfaatkan zona adaptif yang tidak ada atau yang sudah ditempati sebelumnya. Mamalia sudah ada paling tidak 75 tahun sebelum radiasi adaptifnya yang pertama. Radiasi adaptif baru sering kali menyusul kepunahan massal yang menyapu bersih penghuni lama zona adaptif tersebut.


B.     Filogeni dan Sistematika
         Taksonomi menggunakan suatu sistem klasifikasi berjenjang
Telah dijelaskan di atas bahwa “filogeni” atau  fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuno yang berarti “asal-usul suku, ras”.Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi.
         Pola percabangan suatu pohon filogenetik menunjukkan jenjang taksonomik
Klasifikasi sistem filogenetik adalah suatu sistem klasifikasi untuk mencerminkan gambaran urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah filogenetiknya, serta jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dengan takson yang lain, sesuai sejarah evolusi. Sistematioka ini memiliki tujuan lebih dari sekedar organisasi sederhana, agar klasifikasi menunjukan kedekatan evolusioner spesies. Sebagai contoh, dalam domain eukarya, untuk bunga buttercup yang umum, takson yang paling inklusif dalam dunia plantae dan merupakan jenjang yang tertua. Anggota baru dunia tumbuhan muncul sekitar 450 juta tahun silam.
         Penentuan taksa monofiletik merupakan kunci pengelompokan organisme menurut sejarah evolusinya
Suatu takson adalah monofiletik jika nenek moyang hanya menghasilkan semua spesies turunan dalam takson tersebut dan bukan spesies dalam takson lain. Sebaliknya, jenis taksa lain idak mencerminkan sejarah evolusi secara akurat.
         Teknik-teknik biologi molekuler sangat membantu bidang ilmu sistematika
Evolusi molekuler (molecular evolution) pada dasarnya menjelaskan dinamika daripada perubahan evolusi pada tingkat molekuler, disamping itu untuk mendukung pemahaman tentang proses evolusi dan efek-efek berbagai macam mekanisme molekuler, termasuk di dalamnya adalah evolusi genom, gen-gen, dan produk-produknya (Graur & Hsiung Li, 2000). Lebih lanjut dikatakan bahwa studi tentang evolusi molekuler berakar pada dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu “genetika populasi “ dan “ biologi molekuler “.
 Genetika populasi melengkapi tentang dasar teori untuk proses-proses evolusi, sementara biologi molekuler melengkapi tentang data empiric. Jadi untuk memahami evolusi molekuler tersebut sangat diperlukan pengetahuan dasar keduanya yaitu genetika populasi dan biologi molekuler praktis.Selanjutnya lingkup pembahasan evolusi molekuler seperti yang disampaikan Graur & Hsiung Li (2000) sebagai berikut.
         Pencarian DNA dalam fosil masih terus berlangsung meskipun akhir-akhir ini sering terjadi kemunduran: sains sebagai proses
Biologi molekuler memandang proses perkembangan organisme yang ada saat ini adalah merupakan hasil perkembangan makhluk hidup sebelumnya. Keragaman organisme yang ada pada saat ini dipandang sebagai perubahan organisme yang dimulai dari struktur DNA dimana mekanisme perubahan tersebut dimulai dari tingkat molekul DNA (penyandi program kehidupan) sehingga memungkinkan adanya keragaman organisasi makhluk hidup. Dari kajian bidang molekuler muncul banyak­ konsep penting adanya gen yang tidak berubah selama proses evolusi. Gen-gen tersebut memiliki tingkah homologi (kesamaan) struktur antara spesies dalam skala luas dan ekspresi fungsional protein yang dihasilkannya tidak berbeda satu dengan yang lainnya.Gen-gen ini disebut gen-gen yang mengalami konservasi. Berdasarkan konsep biologi molekuler bahwa kajian asal usul organisme sangat diuntungkan oleh keberadaan mitokondria karena dalam kedua organela tersebut diketahui adanya DNA yang berbeda dengan DNA kromosom.Selain itu telah terbukti bahwa DNA mitokondria hanya berasal dari ibu.Sehingga untuk menelaah asal usul manusia, hewan dan tanaman tingkat tinggi. Banyak dilakukan dengan analisis DNA mitokondria (Widodo, 2003)
C.    Ilmu Sistematika Filogenetik
         Fenetika meningkatkan objektivitas analisis sistematik
Fenetika (Bahasa Yunani Phainein “yang terlihat”, yaitu istilah fenotipe berasal dari asal kata yang sama) tidak membuat asumsi filogenetik dan mendasarkan kedekatan taksonomik atas dasar keiripan dan perbedaan yang dapat teukur. Fenetika membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi (yang dikenal sebagai karakter) dan tidak melakukan upaya untuk membedakan homologi dari analogi.
         Analisis kladistik menggunakan homologi baru untuk menentukan titik percabangan pada pohon filogenetik
Analisis kladistik telah menjadi sinonim dengan sistematika filogenetik. Suatu klad atau cabang adalah suatu cabang evolusi. Analisis kladistik mengelompokan organisme menurut urutan munculnya percabangan itu di sepanjang pohon filogenetik becabang dua. Pohon filogenetik memiliki dua fitur struktur yang signifikan. Salah satunya adalah lokasi titik percabangan di sepanjang pohon itu yang menyimbolkan waktu relatif asal mula taksa yang berbeda.
         Sistematika filogenetik mengandalkan baik morfologi maupun molekul
Sistematika banyak mendapatkan kekuatan dan popularitas ketika para ahli biologi evolusi mulai mengguakan metode kladistikuntuk merumuskan hipotesis filogenetik dari ata urutan DNA, RNA, dan protein. Kajian-kajian molecular belum lama dimulai tetapi sudah membuat sumbangan yang bermakna terhadap paemahaman kita mengenai sejarah evolusi.

III.      PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
B.     Saran

Dalam mengerjakan makalah ini, hendaknya dilakukan lebih cermat dalam mengutip sumber-sumber yang ada. Terutama dari internet karena acap kali terjadi manipulasi data.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar